SiFadly - Terkadang perokok tidak kapok meski sudah terkena penyakit serius, seperti stroke. Tapi jika pasien tetap merokok setelah kena stroke, maka risiko kematiannya meningkat 3 kali lipat.
Sebuah studi baru menemukan pasien yang melanjutkan merokok setelah stroke meningkatkan risiko kematiannya 3 kali lipat. Serta jika ia langsung merokok kembali maka risiko kematian semakin besar dalam 1 tahun.
"Merokok bisa meningkatkan risiko terkena stroke dan berhenti merokok setelah stroke iskemik akut bisa lebih efektif dalam mengurangi risiko efek samping," ujar Profesor Furio Colivicchi dari San Filippo Neri Hospital, seperti dikutip dari Indiavision.
Prof Colivicchi menuturkan hasil studi menunjukkan pasien stroke yang melanjutkan aktif merokok setelah meninggalkan rumah sakit bisa meningkatkan risiko kematian sebanyak 3 kali lipat.
Dalam studi ini ini ahli jantung dari San Filippo Neri Hospital di Roma bekerja sama dengan ahli saraf dari Santa Lucia Foundation of Rome menganalisis 921 pasien (548 laki-laki dan 337 perempuan) yang rata-rata berusia 67 tahun.
Partisipan ini dilaporkan menjadi perokok rutin sebelum dirawat di rumah sakit akibat stroke iskemik akut. Namun semua pasien berhenti merokok saat dirawat dan menyatakan akan berhenti ketika dipulangkan.
Pasien ini mengikuti sesi konseling singkat mengenai berhenti merokok tapi tidak diberikan pengganti nikotin setelah pulang. Pasien diwawancarai tentang status merokoknya pada bulan ke-1, ke-6 dan ke-12 setelah dipulangkan dari rumah sakit.
Pada akhir tahun pertama sekitar 493 pasien telah kembali merokok dan pasien yang sudah tua dan perempuan lebih cenderung mudah kambuh. Setelah memperhitungkan faktor lain ditemukan melanjutkan merokok bisa tingkatkan risiko kematian sekitar 3 kali lipat dibanding pasien yang tidak kambuh merokok.
"Bahkan mereka yang kembali merokok dalam waktu 10 hari setelah meninggalkan rumah sakit, cenderung 5 kali lebih mungkin dalam waktu 1 tahun dibanding mereka yang terus berhenti," ujar Professor Colivicchi.
Profesor Colivicchi yang mempresentasikan hasil penelitian ini di ESC Congress 2012 mengungkapkan petugas kesehatan perlu melakukan intervensi berhenti merokok yang lebih serius, serta membantu pasien stroke berhenti merokok dalam jangka waktu panjang dan komprehensif.