SiFadly - Satelit Telkom-3 milik PT Telkom Indonesia dikabarkan hilang pasca diluncurkan ke luar angkasa. Telkom-3 diluncurkan melalui roket Rusia, Proton-M, dari Cosmodrome Baikonur di Kazakhstan, kemarin.
Roket Proton-M yang membawa dua satelit telekomunikasi, Telkom-3 dan Ekspress-MD2, mengalami kegagalan setelah tahap lanjut di Briz-M. Satelit ini dibawa roket pendorong berukuran 4,1 m atau 13,5 kaki dengan diameter sepanjang tahap kedua dan ketiga. Diameter tahap pertama sebesar 7,4 m atau 24,3 kaki. Tinggi total dari tiga tahap roket Proton tersebut yaitu 42,3 m atau 138,8 kaki.
Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, menyatakan ada masalah dengan salah satu pembakaran Briz-M. Lembaga tersebut merilis pernyataan mengenai saat-saat pemisahan pesawat ruang angkasa adalah karena kedua satelit tidak membuat pesawat ruang angkasa ke orbit transfer.
Sebuah laporan media Rusia, RIA Novosti, kemudian mengkonfirmasi kedua satelit dianggap hilang. Peristiwa ini menambah sejarah kegagalan Briz-M. Sebelumnya satelit Ekspress-AM4 hilang pada tahun lalu.
Awalnya, Telkom-3 direncanakan meluncur dengan satelit Yamal-300K, yang menggunakan azimuth 74,5 derajat ke orbit awal 48 derajat. Sedangkan, Ekspress-MD2 akan diluncurkan dengan Ekspress-AM8. Namun, kegagalan misi JCSAT-11 menyebabkan penutupan dari orbit 48 derajat.
Namun, hingga saat ini Telkom mengaku belum mendapat konfirmasi resmi soal hilangnya satelit. "Belum tahu, ini hilang atau ada gangguan apa," ucap Slamet Riyadi, Head Of Corporate Communication and Affair (HCCA) Telkom, saat dikonfirmasi VIVAnews, hari ini.
Satelit Telkom-3 dibangun oleh ISS-Reshetnev dengan perangkat komunikasi dibuat oleh Thales Aleniaspace. Satelit ini dirancang untuk memenuhi meningkatnya permintaan peralatan transmisi dalam pengembangan layanan bisnis satelit Indonesia, terutama untuk Grup Telkom yang telah menginvestasikan US$ 200 juta ke dalam proyek ini.
"Satelit Telkom-3 ini ditujukan tidak hanya untuk tujuan komersial dan untuk peningkatan kapasitas satelit dalam peningkatan kualitas infrastruktur TIK, tetapi juga untuk keperluan pemerintah seperti pertahanan dan keamanan (militer) dan untuk mendukung operasi BUMN," kata Rinaldi Firmansyah, Presiden Telkom seperti dilansir dari laman NASA Spaceflight.
Satelit Telkom-3 memiliki kapasitas 42 peralatan transmisi (transponder) aktif, yang terdiri dari 24 transponder pada Standard C-band 36MHz, 8 transponder pada C-band 54 MHz dan 4 transponder pada 36 MHz, bersama dengan 6 transponder 54 MHz Ku Band .
Ini merupakan pertama kalinya Indonesia membeli satelit dari Rusia. Dengan satelit tersebut, armada Telkom bertambah setelah sebelumnya meluncurkan satelit Telkom-2, yang diluncurkan oleh Ariane 5 pada tahun 2005.
Sedangkan satelit Express MD2 merupakan satelit komunikasi kecil, yang
dirancang dan dibuat oleh Khrunichev State Research dan Production Space Center di bawah kontrak dengan Russian Satellite Communications Company(RSCC) and Thales Alenia Space of Italy.
Kontak tersebut dalam rangka Program Renovation of Russian State Civilian Satellite Orbital Constellation dan program Federal Space of Russia untuk 2006-2015.
Satelit ini dirancang untuk menyampaikan, round-the-clock, data stream beberapa pengguna dengan Satelit Komunikasi Rusia dan sistem penyiaran serta dan 8 C-band transponder dan 1 L-band transponder.
Satelit dengan berat 1140 kg tersebut diperkirakan memiliki masa kerja 10 tahun.